Senin, 09 Desember 2013

Kelompok Ungu




Draf 1 (naskah belum direviu dan disunting)
10 Desember 2013

LINGUISTIK ALIRAN TRANSFORMASIONAL



Eko Cahyo P.           137835023
Ari Robianto            137835040
Elva Febriana          137835076

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA  DAN SASTRA INDONESIA-DAERAH
2013




Abstrak
Tata bahasa Transformasi Generatif atau biasa disebut Tata bahasa Generatif Trasformasi adalah sebuah konsep kajian kebahasaan yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Pada tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist disebut dengan Tata bahasa Generatif Transformasi. Dalam buku tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif.
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui sejarah dan aliran linguistik transformasional. Manfaat teoretis dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu linguistik aliran transformasional pada khususnyanya, dan ilmu bahasa pada umumnya. Manfaat praktis dari penulisan ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga, pribadi, maupun peneliti lain.  Penulisan ini menggunakan metode bersifat deskriptif sebab penulisan ini memaparkan secara deskriptif data dan analisis data linguistik aliran transformasional. Kualitatif dianggap cocok dengan penulisan ini karena dalam penulisan ini dipaparkan dengan kalimat bukan dengan angka-angka.
            Hasil pembahasan, aliran transformasional menurut Noam Chomsky dari contoh lima kalimat yang dianalisis mengalami transformasi. Kalimat pertama Mengalami pelepasan atau delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips atau minor. Kalimat kedua Mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple menjadi kalimat kompleks. Kalimat ketiga Mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat positif menjadi kalimat ingkar dan negatif. Kalimat keempat Mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat Tanya dan perintah. Kalimat kelima Mengalami pemasifan kalimat dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif.

Kata kunci = Linguistik, aliran transformasional, generatif


I.       PENDAHULUAN
Tata bahasa Transformasi Generatif atau biasa disebut Tata bahasa Generatif Trasformasi adalah sebuah konsep kajian kebahasaan yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Pada tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist disebut dengan tata bahasa transformasi atau tata bahasa generatif (Chaer 2007:363-364) dalam buku tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif.
Tata bahasa transformasi genaratif merupakan teori linguistik yang menyatakan bahwa tujuan linguistik ialah menemukan apa yang semesta dan teratur dalam kemampuan manusia untuk memahami dan menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal. Kalimat dianggap sebagai satuan dasar, dan hubungan antara unsur-unsur dalam struktur kalimat diuraikan atas abstraksi yang disebut kaidah struktur frase dan kaidah transformasi (Kridalaksana, 2008,69).
Linguistik generatif atau lebih dikenal linguistik transformasional dipelopori oleh Noam Chomsky. Chomsky berusaha memperlihatkan bahwa bahasa manusia tidak bisa diteliti semata-mata dalam lingkup stimulus dan respons yang tampak atau hanya berdasarkan volume data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti lapangan.
Buku Noam Choamsky berjudul syntactic structure terbit tahun 1957 kemudian disempurnakan dengan bukunya yang berjudul Aspect of the theory of syntax pada tahun 1965. (2007:364).Menurut Choamsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari tata bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Kalau begitu, tugas tata bahasa haruslah dapat menggambarkan hubungan bunyi dan arti dalam bentuk kaidah-kaidah yang tepat dan jelas. Setiap tata bahasa menurut Chomsky merupakan teori dari bahasa itu sendiri.ada pun tata bahasa haruslah memenuhi syarat sebagai berikut.
Pertama, kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa tersebut harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat–buat. Kedua tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa sehingga satuan istilah yang digunakan tidak berdasarkan gejala bahasa tertentu saja,dan semuanya ini harus sejajar dengan linguistik tertentu (chaer,2007:364).
Menjelang dasawarsa tujuhpuluhan beberapa murid dan pengikut Chomsky,antara lain Postal,Lakof,Mc Cawly, dan Kiparsky sebagai reaksi terhadap Chomsky memisahkan diri dari kelompok Chomsky,dan membentuk aliran sendiri. (chaer,2007:368). Kelompok Lakof ini terkenal dengan sebutan kaum semantik generatif. Mereka memisahkan diri karena ketidakpuasa terhadap teori Chomsky,yang menyatakan bahwa semantik mempunyai ekssistensi yang lain dari sintaksis dan bahwa struktur batin tidak sama dengan struktur semantis. Menurut teori generatif semantik struktrur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen,dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan kaidah transformasi saja. Tidak perlu dengan batuan kaidah lain yakni kaidah sintaksis dasar, kaidah proyeksi, dan kaidah fonologi,seperti yang diajarkan Chomsky. Sudah seharusnya semantic dan sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu. Struktur semantic itu serupa dengan struktur logika berupa ikatan tidak berkala antara predikat dengan seperangkat argumen dalam suatu proposisi. Aliran transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari paham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Tentang tata bahasa transformasional ini ditulis oleh Chomsky dalam bukunya Syntactic Structure pada tahun 1957, yang kemudian diperkembangkan lagi dalam bukunya yang kedua berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada tahun 1965.
Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting. Competence adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan kata lain competence adalah pengetahuan yang dimilki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru.
Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor-faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.
Aliran transformasional adalah sebuah tata bahasa yang terdiri dari sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar. kemampuan tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa.
Ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain: N. Chomsky, P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmenik), dan lain-lain. Namun, yang akan dibahas disini adalah Noam Chomsky, pelopor aliran transformasional.
Nama lengkapnya adalah Avram Noam Chomsky (lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 7 Desember 1928; umur 82 tahun), dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr William Zev Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ia adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT). Yang merupakan murid dari Z.S. Haris. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Ia menjadi sangat terkenal dengan bukunya yang berjudul Syntactic Structures (1957). Munculnya buku ini, timbul fase linguistik baru, revolusi ilmiah dalam bidang linguistik.
George Orwell adalah salah seorang yang karya-karyanya sudah memukau Chomsky dan menginspirasinya semenjak remaja. Novel "Animal Farm, 1984", esai semacam "Language in the Service of Propaganda" atau "Homage to Catalonia", merupakan sedikit dari deretan karya Orwell yang memengaruhi Chomsky. Chomsky bahkan gemar membandingkan dirinya dengan novelis itu. Untuk mencari kebenaran sejati, Orwell berkelana dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh informasi dari tangan pertama. Sedangkan Chomsky mengeksplorasi kebenaran itu dari buku dan khasanah teks yang ia baca. Ditambah kegemaran masa kecilnya, membaca seri ensiklopedi Compton.
Ayahnya dikenal dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani, yang disebut harian New York Times sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkemuka yang menulis sejumlah karya gramatika bahasa itu. Pada usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat ayahnya tentang tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain memperkenalkan bahasa dan warisan budaya leluhurnya, Yahudi, ayah Chomsky juga memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak melekat dalam diri Chomsky. Sementara ayahnya mewarisi tradisi kebebasan intelektual, ibunya yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan) menekankannya pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus aktivis.
Noam Chomsky adalah ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema. Kepakarannya di bidang linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi politik. Dan sejak 1965 hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau ditampilkan media AS.
Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia dan sudah menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Dan baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai. (Wikipedia, 2013 online).
Ciri-Ciri Transformasi Generatif:
pengantar
Ø  Dalam pembahasanya hanya berfokus pada tataran kalimat yang menyinggung tiga komponen yakni sintaksis, semantik, dan fonologi.
Ø  Transformasi generatif membicarakan kemampuan pengguna dan perbuatan dari bahasa, tetapi lebih menekankan pentingnya kemampuan pengguna dalam mencipta kalimat.
Ø  Eksplorasi  terhadap sebuah kalimat, yang menekankan adanya kemungkinan kalimat-kalimat itu berubah secara struktur dan makna. Eksplorasi kalimat cenderung meluas dan tanpa batas.
Ø  Dalam analisisnya tata bahasa generative bertugas mengungkapkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami sebanyak mungkin kalimat.
Ø  Membedakan antara kalimat inti dan kalimat yang sudah ditransformasi, yang memiliki ciri-ciri (a) aktif  (b) simpel (c) lengkap (merupakan ciri pokok), (d) runtut (e) statement (f) positif  (merupakan ciri tambahan).
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
KALIMAT INTI
KAIDAH TRANSFORMASI
KALIMAT TRANSFORMASI
1. Aktif
Pemasifan
Kalimat Pasif
2. Simpel
Penggabungan
Kalimat kompleks
3. Lengkap
Pelepasan/delisi
Kalimat elips/minor
4. Runtut
Pembalikan
Kalimat Inversi
5. Positif
Pengingkaran
Kalimat Ingkar
6. Statement
- Tanya
- Perintah
- Kalimat Tanya
- Kalimat Perintah




Kelebihan;kelebihan dibandingkan dengan aliran sebelumnya
Ø  Adanya proses kreatif dalam mencipta sebuah kalimat yang baru, yang tidak terbatas.
Ø  Memperkuat pemahaman kita dalam menyikapi fungsi dari sintaksis, semantik dan fonologi dalam sebuah kalimat yang diucapkan, maupun secara tertulis.
Ø  Pemahaman terkait dengan lahirnya sebuah kalimat itu lebih dipengaruhi kejiwaan penutur.
Ø  Adanya pembatas yang jelas terkait dengan keterampilan berbahasa dan pengetahuan berbahasa.

Kekurangan;dibandingkan dengan aliran sesudahnya dan sebelumnya
Ø  Terlalu berfokus pada permainan perubahan bentuk kalimat.
Ø  Tidak membahas eksistensi dari adanya  klausa, sehingga tampak tidak adanya skat pembatas antara ke duanya.
Ø  Anggapan bahwa kemampuan berbahasa itu merupakan bawaan sejak lahir, meskipun demikian kemampuan itu tidak akan berkembang tanpa adanya latihan.
3.      HASIL DAN PEMBAHASAN
Kalimat inti
Analisis
Hasil analisis
1.      Andris sering kali melupakan sholat lima waktu (1)
Mengalami pelepasan/ delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips/ minor
Andris selalu lupa solat
2.     Ruang kelas ini sangat dingin (2)
Mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple menjadi kalimat kompleks
AC ruang kelas 7A sangat dingin dipagi hari.
3.     Mereka berpendapat bahwa Beti sangat cantik (5)
Mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat positif menjadi kalimat ingkar/negatif.
Mereka berpendapat bahwa Beti sangat tidak cantik
4.     Bapak tilem, kula siram / Bapak tidur, saya mandi (4)
Mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat Tanya dan perintah.
Apakah bapak tidur saat saya mandi?
Ketika bapak tidur, saya harus mandi!
5.  Ari sedang minum kopi di kantin (3)
Mengalami pemasifan kalimat dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
Kopi diminum Ari di kantin
·         Kalimat Pertama mengalami pelepasan/ delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips/ minor karena pada kalimat pertama mengalami perubahan polakalimat yang tidak lengkap dan mempunyai pola intonasi final.
·         Kalimat yang kedua mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple menjadi kalimat kompleks karena di kalimat kedua ini mengalami pengembangan struktur yang lebih jelas. Dari struktur S + P berkembang menjadi S + P + O + Pel + K sehingga dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif (menerangkan).
·         Kalimat ketiga mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat positif menjadi kalimat ingkar/negative dengan menambahkan kata “tidak” sebagai pelengkap. Bisa juga dikaji secara Filtur Simantik pada Transformasi Generatif yang menunjukkan bahwa kalimat “Mereka berpendapat bahwa Beti sangat cantik” (bermakna ganda Manis dan Baik Hati)
·         Kalimat keempat mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat tanya dan perintah.
·         Kalimat kelima mengalami transformasional aktif-pasif dari kalimat “Ari sedang minum kopi di kantin” bisa ditransformasi menjadi:
-     Kopi diminum Ari di kantin (Pemasifan)
-     Ari tidak meminum kopi di Kantin (Pengingkaran)
-     Minumlah kopi itu ! (Perintah)
-     Siapa yang meminum kopi di kantin itu? (Penanyaan)
-     Meminum kopi Ari (Inversi)




4.      PENUTUP
4.1  Simpulan
Secara garis besar aliran transformasional adalah aliran yang memberikan pemahaman terhadap adanya perubahan dalam struktur kalimat, yang tentunya memberikan pengaruh terhadap komponen sintaksis, semantik, dan fonologi dalam kalimat inti.
Transformasional  generative juga memandang bahwa perubahan kalimat tidak memiliki keterbatasan, kalimat inti bisa mengalami perubahan yang tetunya juga berdampak pada perubahan komponen sintaksis, semantik, dan fonologi.

4.2  Saran
Setiap aliran linguistik tentunya memiliki keunggulan-keunggulan sekaligus kelemahan-kelemahan. Demikian halnya aliran transformasi, tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu, dalam setiap pembentukan kalimat hendaklah memperhatikan unsur dan fungsi predikatifnya, agar nantinya ada kejelasan terkait dengan eksistensi klausa dalam sebuah kalimat.

5.      DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Noam Chomsky (Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki/ Noam_Chomsky. diakses 2 Desember 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelompok Ungu




Draf 1 (naskah belum direviu dan disunting)
10 Desember 2013

LINGUISTIK ALIRAN TRANSFORMASIONAL



Eko Cahyo P.           137835023
Ari Robianto            137835040
Elva Febriana          137835076

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA  DAN SASTRA INDONESIA-DAERAH
2013




Abstrak
Tata bahasa Transformasi Generatif atau biasa disebut Tata bahasa Generatif Trasformasi adalah sebuah konsep kajian kebahasaan yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Pada tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist disebut dengan Tata bahasa Generatif Transformasi. Dalam buku tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif.
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui sejarah dan aliran linguistik transformasional. Manfaat teoretis dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu linguistik aliran transformasional pada khususnyanya, dan ilmu bahasa pada umumnya. Manfaat praktis dari penulisan ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga, pribadi, maupun peneliti lain.  Penulisan ini menggunakan metode bersifat deskriptif sebab penulisan ini memaparkan secara deskriptif data dan analisis data linguistik aliran transformasional. Kualitatif dianggap cocok dengan penulisan ini karena dalam penulisan ini dipaparkan dengan kalimat bukan dengan angka-angka.
            Hasil pembahasan, aliran transformasional menurut Noam Chomsky dari contoh lima kalimat yang dianalisis mengalami transformasi. Kalimat pertama Mengalami pelepasan atau delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips atau minor. Kalimat kedua Mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple menjadi kalimat kompleks. Kalimat ketiga Mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat positif menjadi kalimat ingkar dan negatif. Kalimat keempat Mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat Tanya dan perintah. Kalimat kelima Mengalami pemasifan kalimat dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif.

Kata kunci = Linguistik, aliran transformasional, generatif


I.       PENDAHULUAN
Tata bahasa Transformasi Generatif atau biasa disebut Tata bahasa Generatif Trasformasi adalah sebuah konsep kajian kebahasaan yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Pada tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist disebut dengan tata bahasa transformasi atau tata bahasa generatif (Chaer 2007:363-364) dalam buku tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif.
Tata bahasa transformasi genaratif merupakan teori linguistik yang menyatakan bahwa tujuan linguistik ialah menemukan apa yang semesta dan teratur dalam kemampuan manusia untuk memahami dan menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal. Kalimat dianggap sebagai satuan dasar, dan hubungan antara unsur-unsur dalam struktur kalimat diuraikan atas abstraksi yang disebut kaidah struktur frase dan kaidah transformasi (Kridalaksana, 2008,69).
Linguistik generatif atau lebih dikenal linguistik transformasional dipelopori oleh Noam Chomsky. Chomsky berusaha memperlihatkan bahwa bahasa manusia tidak bisa diteliti semata-mata dalam lingkup stimulus dan respons yang tampak atau hanya berdasarkan volume data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti lapangan.
Buku Noam Choamsky berjudul syntactic structure terbit tahun 1957 kemudian disempurnakan dengan bukunya yang berjudul Aspect of the theory of syntax pada tahun 1965. (2007:364).Menurut Choamsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari tata bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Kalau begitu, tugas tata bahasa haruslah dapat menggambarkan hubungan bunyi dan arti dalam bentuk kaidah-kaidah yang tepat dan jelas. Setiap tata bahasa menurut Chomsky merupakan teori dari bahasa itu sendiri.ada pun tata bahasa haruslah memenuhi syarat sebagai berikut.
Pertama, kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa tersebut harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat–buat. Kedua tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa sehingga satuan istilah yang digunakan tidak berdasarkan gejala bahasa tertentu saja,dan semuanya ini harus sejajar dengan linguistik tertentu (chaer,2007:364).
Menjelang dasawarsa tujuhpuluhan beberapa murid dan pengikut Chomsky,antara lain Postal,Lakof,Mc Cawly, dan Kiparsky sebagai reaksi terhadap Chomsky memisahkan diri dari kelompok Chomsky,dan membentuk aliran sendiri. (chaer,2007:368). Kelompok Lakof ini terkenal dengan sebutan kaum semantik generatif. Mereka memisahkan diri karena ketidakpuasa terhadap teori Chomsky,yang menyatakan bahwa semantik mempunyai ekssistensi yang lain dari sintaksis dan bahwa struktur batin tidak sama dengan struktur semantis. Menurut teori generatif semantik struktrur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen,dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan kaidah transformasi saja. Tidak perlu dengan batuan kaidah lain yakni kaidah sintaksis dasar, kaidah proyeksi, dan kaidah fonologi,seperti yang diajarkan Chomsky. Sudah seharusnya semantic dan sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu. Struktur semantic itu serupa dengan struktur logika berupa ikatan tidak berkala antara predikat dengan seperangkat argumen dalam suatu proposisi. Aliran transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari paham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Tentang tata bahasa transformasional ini ditulis oleh Chomsky dalam bukunya Syntactic Structure pada tahun 1957, yang kemudian diperkembangkan lagi dalam bukunya yang kedua berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada tahun 1965.
Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting. Competence adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan kata lain competence adalah pengetahuan yang dimilki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru.
Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor-faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.
Aliran transformasional adalah sebuah tata bahasa yang terdiri dari sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar. kemampuan tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa.
Ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain: N. Chomsky, P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmenik), dan lain-lain. Namun, yang akan dibahas disini adalah Noam Chomsky, pelopor aliran transformasional.
Nama lengkapnya adalah Avram Noam Chomsky (lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 7 Desember 1928; umur 82 tahun), dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr William Zev Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ia adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT). Yang merupakan murid dari Z.S. Haris. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Ia menjadi sangat terkenal dengan bukunya yang berjudul Syntactic Structures (1957). Munculnya buku ini, timbul fase linguistik baru, revolusi ilmiah dalam bidang linguistik.
George Orwell adalah salah seorang yang karya-karyanya sudah memukau Chomsky dan menginspirasinya semenjak remaja. Novel "Animal Farm, 1984", esai semacam "Language in the Service of Propaganda" atau "Homage to Catalonia", merupakan sedikit dari deretan karya Orwell yang memengaruhi Chomsky. Chomsky bahkan gemar membandingkan dirinya dengan novelis itu. Untuk mencari kebenaran sejati, Orwell berkelana dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh informasi dari tangan pertama. Sedangkan Chomsky mengeksplorasi kebenaran itu dari buku dan khasanah teks yang ia baca. Ditambah kegemaran masa kecilnya, membaca seri ensiklopedi Compton.
Ayahnya dikenal dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani, yang disebut harian New York Times sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkemuka yang menulis sejumlah karya gramatika bahasa itu. Pada usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat ayahnya tentang tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain memperkenalkan bahasa dan warisan budaya leluhurnya, Yahudi, ayah Chomsky juga memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak melekat dalam diri Chomsky. Sementara ayahnya mewarisi tradisi kebebasan intelektual, ibunya yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan) menekankannya pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus aktivis.
Noam Chomsky adalah ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema. Kepakarannya di bidang linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi politik. Dan sejak 1965 hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau ditampilkan media AS.
Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia dan sudah menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Dan baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai. (Wikipedia, 2013 online).
Ciri-Ciri Transformasi Generatif:
pengantar
Ø  Dalam pembahasanya hanya berfokus pada tataran kalimat yang menyinggung tiga komponen yakni sintaksis, semantik, dan fonologi.
Ø  Transformasi generatif membicarakan kemampuan pengguna dan perbuatan dari bahasa, tetapi lebih menekankan pentingnya kemampuan pengguna dalam mencipta kalimat.
Ø  Eksplorasi  terhadap sebuah kalimat, yang menekankan adanya kemungkinan kalimat-kalimat itu berubah secara struktur dan makna. Eksplorasi kalimat cenderung meluas dan tanpa batas.
Ø  Dalam analisisnya tata bahasa generative bertugas mengungkapkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami sebanyak mungkin kalimat.
Ø  Membedakan antara kalimat inti dan kalimat yang sudah ditransformasi, yang memiliki ciri-ciri (a) aktif  (b) simpel (c) lengkap (merupakan ciri pokok), (d) runtut (e) statement (f) positif  (merupakan ciri tambahan).
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
KALIMAT INTI
KAIDAH TRANSFORMASI
KALIMAT TRANSFORMASI
1. Aktif
Pemasifan
Kalimat Pasif
2. Simpel
Penggabungan
Kalimat kompleks
3. Lengkap
Pelepasan/delisi
Kalimat elips/minor
4. Runtut
Pembalikan
Kalimat Inversi
5. Positif
Pengingkaran
Kalimat Ingkar
6. Statement
- Tanya
- Perintah
- Kalimat Tanya
- Kalimat Perintah




Kelebihan;kelebihan dibandingkan dengan aliran sebelumnya
Ø  Adanya proses kreatif dalam mencipta sebuah kalimat yang baru, yang tidak terbatas.
Ø  Memperkuat pemahaman kita dalam menyikapi fungsi dari sintaksis, semantik dan fonologi dalam sebuah kalimat yang diucapkan, maupun secara tertulis.
Ø  Pemahaman terkait dengan lahirnya sebuah kalimat itu lebih dipengaruhi kejiwaan penutur.
Ø  Adanya pembatas yang jelas terkait dengan keterampilan berbahasa dan pengetahuan berbahasa.

Kekurangan;dibandingkan dengan aliran sesudahnya dan sebelumnya
Ø  Terlalu berfokus pada permainan perubahan bentuk kalimat.
Ø  Tidak membahas eksistensi dari adanya  klausa, sehingga tampak tidak adanya skat pembatas antara ke duanya.
Ø  Anggapan bahwa kemampuan berbahasa itu merupakan bawaan sejak lahir, meskipun demikian kemampuan itu tidak akan berkembang tanpa adanya latihan.
3.      HASIL DAN PEMBAHASAN
Kalimat inti
Analisis
Hasil analisis
1.      Andris sering kali melupakan sholat lima waktu (1)
Mengalami pelepasan/ delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips/ minor
Andris selalu lupa solat
2.     Ruang kelas ini sangat dingin (2)
Mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple menjadi kalimat kompleks
AC ruang kelas 7A sangat dingin dipagi hari.
3.     Mereka berpendapat bahwa Beti sangat cantik (5)
Mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat positif menjadi kalimat ingkar/negatif.
Mereka berpendapat bahwa Beti sangat tidak cantik
4.     Bapak tilem, kula siram / Bapak tidur, saya mandi (4)
Mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat Tanya dan perintah.
Apakah bapak tidur saat saya mandi?
Ketika bapak tidur, saya harus mandi!
5.  Ari sedang minum kopi di kantin (3)
Mengalami pemasifan kalimat dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
Kopi diminum Ari di kantin
·         Kalimat Pertama mengalami pelepasan/ delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips/ minor karena pada kalimat pertama mengalami perubahan polakalimat yang tidak lengkap dan mempunyai pola intonasi final.
·         Kalimat yang kedua mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple menjadi kalimat kompleks karena di kalimat kedua ini mengalami pengembangan struktur yang lebih jelas. Dari struktur S + P berkembang menjadi S + P + O + Pel + K sehingga dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif (menerangkan).
·         Kalimat ketiga mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat positif menjadi kalimat ingkar/negative dengan menambahkan kata “tidak” sebagai pelengkap. Bisa juga dikaji secara Filtur Simantik pada Transformasi Generatif yang menunjukkan bahwa kalimat “Mereka berpendapat bahwa Beti sangat cantik” (bermakna ganda Manis dan Baik Hati)
·         Kalimat keempat mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat tanya dan perintah.
·         Kalimat kelima mengalami transformasional aktif-pasif dari kalimat “Ari sedang minum kopi di kantin” bisa ditransformasi menjadi:
-     Kopi diminum Ari di kantin (Pemasifan)
-     Ari tidak meminum kopi di Kantin (Pengingkaran)
-     Minumlah kopi itu ! (Perintah)
-     Siapa yang meminum kopi di kantin itu? (Penanyaan)
-     Meminum kopi Ari (Inversi)




4.      PENUTUP
4.1  Simpulan
Secara garis besar aliran transformasional adalah aliran yang memberikan pemahaman terhadap adanya perubahan dalam struktur kalimat, yang tentunya memberikan pengaruh terhadap komponen sintaksis, semantik, dan fonologi dalam kalimat inti.
Transformasional  generative juga memandang bahwa perubahan kalimat tidak memiliki keterbatasan, kalimat inti bisa mengalami perubahan yang tetunya juga berdampak pada perubahan komponen sintaksis, semantik, dan fonologi.

4.2  Saran
Setiap aliran linguistik tentunya memiliki keunggulan-keunggulan sekaligus kelemahan-kelemahan. Demikian halnya aliran transformasi, tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu, dalam setiap pembentukan kalimat hendaklah memperhatikan unsur dan fungsi predikatifnya, agar nantinya ada kejelasan terkait dengan eksistensi klausa dalam sebuah kalimat.

5.      DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Noam Chomsky (Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki/ Noam_Chomsky. diakses 2 Desember 2013).