Draf 1 (naskah
belum direviu dan disunting)
10 Desember
2013
LINGUISTIK ALIRAN
TRANSFORMASIONAL
Eko Cahyo P. 137835023
Ari Robianto 137835040
Elva Febriana 137835076
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MAGISTER
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA-DAERAH
2013
Abstrak
Tata bahasa Transformasi
Generatif atau biasa disebut Tata bahasa Generatif Trasformasi adalah sebuah
konsep kajian kebahasaan yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Pada tahun 1957,
Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic
Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh
para linguist disebut dengan Tata bahasa Generatif Transformasi. Dalam buku
tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi
utama strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan
ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif.
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui
sejarah dan aliran linguistik transformasional. Manfaat teoretis dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu linguistik aliran transformasional
pada khususnyanya, dan ilmu bahasa pada umumnya. Manfaat praktis dari penulisan ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga,
pribadi, maupun peneliti lain. Penulisan
ini menggunakan metode bersifat
deskriptif sebab penulisan ini
memaparkan secara deskriptif data dan analisis data linguistik aliran
transformasional. Kualitatif dianggap cocok dengan penulisan ini karena
dalam penulisan ini
dipaparkan dengan kalimat bukan dengan angka-angka.
Hasil pembahasan, aliran transformasional menurut Noam Chomsky dari
contoh lima kalimat yang dianalisis mengalami transformasi. Kalimat
pertama Mengalami
pelepasan atau delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips atau minor.
Kalimat kedua Mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple menjadi
kalimat kompleks. Kalimat ketiga Mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat
positif menjadi kalimat ingkar dan negatif. Kalimat
keempat Mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat Tanya dan
perintah. Kalimat kelima Mengalami pemasifan kalimat dari kalimat aktif menjadi
kalimat pasif.
Kata kunci
= Linguistik, aliran transformasional, generatif
I.
PENDAHULUAN
Tata bahasa
Transformasi Generatif atau biasa disebut Tata bahasa Generatif Trasformasi
adalah sebuah konsep kajian kebahasaan yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Pada
tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang
berjudul Syntactic Structure. Gagasan
barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist
disebut dengan tata bahasa transformasi atau tata bahasa generatif (Chaer 2007:363-364) dalam buku tersebut,
Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi utama
strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan ditentukan
oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif.
Tata bahasa
transformasi genaratif merupakan teori linguistik yang menyatakan bahwa tujuan linguistik
ialah menemukan apa yang semesta dan teratur dalam kemampuan manusia untuk
memahami dan menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal. Kalimat dianggap
sebagai satuan dasar, dan hubungan antara unsur-unsur dalam struktur kalimat
diuraikan atas abstraksi yang disebut kaidah struktur frase dan kaidah
transformasi (Kridalaksana, 2008,69).
Linguistik generatif atau lebih dikenal linguistik transformasional dipelopori oleh Noam Chomsky. Chomsky berusaha memperlihatkan bahwa bahasa manusia tidak bisa diteliti semata-mata dalam lingkup stimulus dan respons yang tampak atau hanya berdasarkan volume data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti lapangan.
Linguistik generatif atau lebih dikenal linguistik transformasional dipelopori oleh Noam Chomsky. Chomsky berusaha memperlihatkan bahwa bahasa manusia tidak bisa diteliti semata-mata dalam lingkup stimulus dan respons yang tampak atau hanya berdasarkan volume data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti lapangan.
Buku Noam
Choamsky berjudul syntactic structure
terbit tahun 1957 kemudian disempurnakan dengan bukunya yang berjudul Aspect of
the theory of syntax pada tahun 1965. (2007:364).Menurut Choamsky salah satu
tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari tata
bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri
dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Kalau begitu, tugas tata bahasa
haruslah dapat menggambarkan hubungan bunyi dan arti dalam bentuk kaidah-kaidah
yang tepat dan jelas. Setiap tata bahasa menurut Chomsky merupakan teori dari
bahasa itu sendiri.ada pun tata bahasa haruslah memenuhi syarat sebagai
berikut.
Pertama, kalimat
yang dihasilkan oleh tata bahasa tersebut harus dapat diterima oleh pemakai
bahasa tersebut sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat–buat. Kedua tata
bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa sehingga satuan istilah yang
digunakan tidak berdasarkan gejala bahasa tertentu saja,dan semuanya ini harus
sejajar dengan linguistik tertentu (chaer,2007:364).
Menjelang
dasawarsa tujuhpuluhan beberapa murid dan pengikut Chomsky,antara lain
Postal,Lakof,Mc Cawly, dan Kiparsky sebagai reaksi terhadap Chomsky memisahkan
diri dari kelompok Chomsky,dan membentuk aliran sendiri. (chaer,2007:368). Kelompok
Lakof ini terkenal dengan sebutan kaum semantik generatif. Mereka memisahkan
diri karena ketidakpuasa terhadap teori Chomsky,yang menyatakan bahwa semantik
mempunyai ekssistensi yang lain dari sintaksis dan bahwa struktur batin tidak
sama dengan struktur semantis. Menurut teori generatif semantik struktrur
semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen,dan untuk menghubungkan kedua
struktur itu cukup hanya dengan kaidah transformasi saja. Tidak perlu dengan
batuan kaidah lain yakni kaidah sintaksis dasar, kaidah proyeksi, dan kaidah
fonologi,seperti yang diajarkan Chomsky. Sudah seharusnya semantic dan
sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu. Struktur
semantic itu serupa dengan struktur logika berupa ikatan tidak berkala antara
predikat dengan seperangkat argumen dalam suatu proposisi. Aliran
transformasional ini dipelopori oleh Noam
Chomsky yang merupakan reaksi dari paham strukturalisme. Konsep
strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor
kebiasaan (habit). Tentang tata bahasa transformasional ini ditulis oleh
Chomsky dalam bukunya Syntactic
Structure pada tahun 1957, yang kemudian diperkembangkan lagi dalam
bukunya yang kedua berjudul Aspect
of the Theory of Syntax pada tahun 1965.
Chomsky
membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa
(performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang
menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting. Competence
adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu
memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan
kata lain competence adalah pengetahuan yang dimilki oleh pemakai bahasa
mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar
dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat
yang baru.
Sedangkan performance
merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh berbagai
situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan, keteledoran,
kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance benar-benar merupakan
pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah
competence, maka faktor-faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin
dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang
sebenarnya.
Aliran
transformasional adalah sebuah tata bahasa yang terdiri dari sekelompok kaidah
yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas
jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas
jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut
barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar. kemampuan tersebut
dinamakan aspek kreatif bahasa.
Ahli bahasa yang
beraliran transformasional ini antara lain: N. Chomsky, P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle,
R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A.
Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmenik), dan lain-lain. Namun,
yang akan dibahas disini adalah Noam Chomsky, pelopor aliran transformasional.
Nama lengkapnya adalah Avram Noam Chomsky
(lahir di Philadelphia, Pennsylvania,
Amerika
Serikat, 7 Desember 1928; umur 82 tahun),
dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr William Zev Chomsky
dan Elsie Simonofsky. Ia adalah seorang profesor linguistik
dari Institut Teknologi Massachusetts
(MIT). Yang merupakan murid dari Z.S. Haris. Salah satu reputasi Chomsky di
bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Ia
menjadi sangat terkenal dengan bukunya yang berjudul Syntactic Structures
(1957). Munculnya buku ini, timbul fase linguistik baru, revolusi ilmiah dalam
bidang linguistik.
George Orwell
adalah salah seorang yang karya-karyanya sudah memukau Chomsky dan
menginspirasinya semenjak remaja. Novel "Animal Farm, 1984",
esai semacam "Language in the Service of Propaganda" atau
"Homage to Catalonia", merupakan sedikit dari deretan karya
Orwell yang memengaruhi Chomsky. Chomsky bahkan gemar membandingkan dirinya
dengan novelis itu. Untuk mencari kebenaran sejati, Orwell berkelana dari satu
tempat ke tempat lain untuk memperoleh informasi dari tangan pertama. Sedangkan
Chomsky mengeksplorasi kebenaran itu dari buku dan khasanah teks yang ia baca.
Ditambah kegemaran masa kecilnya, membaca seri ensiklopedi Compton.
Ayahnya
dikenal dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani,
yang disebut harian New York Times sebagai ahli gramatika bahasa
Ibrani terkemuka yang menulis sejumlah karya gramatika
bahasa itu. Pada usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat
ayahnya tentang tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain memperkenalkan bahasa dan
warisan budaya leluhurnya, Yahudi, ayah Chomsky juga memperkenalkan tradisi intelektual
yang kelak melekat dalam diri Chomsky. Sementara ayahnya mewarisi tradisi
kebebasan intelektual, ibunya yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan)
menekankannya pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang
sekaligus aktivis.
Noam
Chomsky adalah ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku. Chomsky
telah menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema. Kepakarannya di
bidang linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi politik. Dan sejak 1965
hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling
kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika
Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal
untuk diresensi atau ditampilkan media AS.
Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah
menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia
dan sudah menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Dan baris-baris kalimat
dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang
linguistik, politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai. (Wikipedia,
2013 online).
Ciri-Ciri
Transformasi Generatif:
pengantar
Ø Dalam pembahasanya hanya berfokus pada tataran kalimat yang
menyinggung tiga komponen yakni sintaksis, semantik, dan fonologi.
Ø Transformasi generatif membicarakan kemampuan pengguna dan perbuatan dari bahasa, tetapi
lebih menekankan pentingnya kemampuan pengguna dalam mencipta kalimat.
Ø Eksplorasi terhadap sebuah
kalimat, yang menekankan adanya kemungkinan kalimat-kalimat itu berubah secara
struktur dan makna. Eksplorasi kalimat cenderung meluas dan tanpa batas.
Ø Dalam analisisnya tata bahasa generative bertugas mengungkapkan
pengetahuan dan kemampuan untuk memahami sebanyak mungkin kalimat.
Ø Membedakan antara kalimat inti dan kalimat yang sudah
ditransformasi, yang memiliki ciri-ciri (a) aktif (b) simpel (c) lengkap (merupakan ciri
pokok), (d) runtut (e) statement (f) positif
(merupakan ciri tambahan).
Secara skematis
dapat digambarkan sebagai berikut:
KALIMAT
INTI
|
KAIDAH
TRANSFORMASI
|
KALIMAT
TRANSFORMASI
|
1. Aktif
|
Pemasifan
|
Kalimat Pasif
|
2. Simpel
|
Penggabungan
|
Kalimat kompleks
|
3. Lengkap
|
Pelepasan/delisi
|
Kalimat elips/minor
|
4. Runtut
|
Pembalikan
|
Kalimat Inversi
|
5. Positif
|
Pengingkaran
|
Kalimat Ingkar
|
6. Statement
|
- Tanya
- Perintah
|
- Kalimat Tanya
- Kalimat Perintah
|
Kelebihan;kelebihan
dibandingkan dengan aliran sebelumnya
Ø Adanya proses kreatif dalam mencipta sebuah kalimat yang baru, yang
tidak terbatas.
Ø Memperkuat pemahaman kita dalam menyikapi fungsi dari sintaksis,
semantik dan fonologi dalam sebuah kalimat yang diucapkan, maupun secara
tertulis.
Ø Pemahaman terkait dengan lahirnya sebuah kalimat itu lebih
dipengaruhi kejiwaan penutur.
Ø Adanya pembatas yang jelas terkait dengan keterampilan berbahasa dan
pengetahuan berbahasa.
Kekurangan;dibandingkan
dengan aliran sesudahnya dan sebelumnya
Ø Terlalu berfokus pada permainan perubahan bentuk kalimat.
Ø Tidak membahas eksistensi dari adanya klausa, sehingga tampak tidak adanya skat
pembatas antara ke duanya.
Ø Anggapan bahwa kemampuan berbahasa itu merupakan bawaan sejak lahir,
meskipun demikian kemampuan itu tidak akan berkembang tanpa adanya latihan.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kalimat inti
|
Analisis
|
Hasil analisis
|
1.
Andris sering kali melupakan
sholat lima waktu (1)
|
Mengalami pelepasan/ delisi dari kalimat lengkap
menjadi kalimat elips/ minor
|
Andris selalu lupa solat
|
2. Ruang kelas ini sangat dingin (2)
|
Mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple
menjadi kalimat kompleks
|
AC ruang kelas 7A sangat dingin
dipagi hari.
|
3. Mereka berpendapat bahwa Beti sangat cantik (5)
|
Mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat positif
menjadi kalimat ingkar/negatif.
|
Mereka berpendapat bahwa Beti
sangat tidak cantik
|
4. Bapak
tilem, kula siram / Bapak tidur, saya mandi (4)
|
Mengalami transformasi dari statement menjadi kalimat
Tanya dan perintah.
|
Apakah bapak tidur saat saya
mandi?
Ketika bapak tidur, saya harus
mandi!
|
5. Ari
sedang minum kopi di kantin (3)
|
Mengalami pemasifan kalimat dari
kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
|
Kopi diminum Ari di kantin
|
·
Kalimat Pertama mengalami pelepasan/
delisi dari kalimat lengkap menjadi kalimat elips/ minor karena pada kalimat pertama mengalami perubahan
polakalimat yang tidak lengkap dan mempunyai pola intonasi final.
·
Kalimat yang
kedua mengalami penggabungan kalimat dari kalimat simple
menjadi kalimat kompleks karena di
kalimat kedua ini mengalami pengembangan struktur yang lebih jelas. Dari
struktur S + P berkembang menjadi S + P + O + Pel + K sehingga dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena
gramatiknya bersifat generatif
(menerangkan).
·
Kalimat
ketiga mengalami pengingkaran kalimat dari kalimat
positif menjadi kalimat ingkar/negative dengan menambahkan kata “tidak” sebagai pelengkap. Bisa juga dikaji secara Filtur Simantik pada
Transformasi Generatif yang menunjukkan bahwa kalimat “Mereka berpendapat bahwa Beti sangat cantik” (bermakna ganda Manis
dan Baik Hati)
·
Kalimat
keempat mengalami transformasi dari statement menjadi
kalimat tanya
dan perintah.
·
Kalimat
kelima mengalami transformasional aktif-pasif dari kalimat “Ari sedang minum kopi di kantin” bisa ditransformasi menjadi:
-
Kopi diminum
Ari di kantin (Pemasifan)
-
Ari tidak
meminum kopi di Kantin (Pengingkaran)
-
Minumlah kopi
itu ! (Perintah)
-
Siapa yang
meminum kopi di kantin itu? (Penanyaan)
-
Meminum kopi
Ari (Inversi)
4.
PENUTUP
4.1 Simpulan
Secara garis
besar aliran transformasional adalah aliran yang memberikan pemahaman terhadap
adanya perubahan dalam struktur kalimat, yang tentunya memberikan pengaruh
terhadap komponen sintaksis, semantik, dan fonologi dalam kalimat inti.
Transformasional generative juga memandang bahwa perubahan
kalimat tidak memiliki keterbatasan, kalimat inti bisa mengalami perubahan yang
tetunya juga berdampak pada perubahan komponen sintaksis, semantik, dan
fonologi.
4.2
Saran
Setiap aliran
linguistik tentunya memiliki keunggulan-keunggulan sekaligus
kelemahan-kelemahan. Demikian halnya aliran transformasi, tentu memiliki
kelebihan dan kelemahan. Untuk itu, dalam setiap pembentukan kalimat hendaklah
memperhatikan unsur dan fungsi predikatifnya, agar nantinya ada kejelasan
terkait dengan eksistensi klausa dalam sebuah kalimat.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik
Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Wikipedia Bahasa
Indonesia. 2013. Noam Chomsky
(Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki/
Noam_Chomsky. diakses 2 Desember 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar