Senin, 30 Desember 2013

Kelompok Orange


Draf 1
ALIRAN LINGUISTIK STRUKTURAL BLOOMFIELD
Pihan Fatikhudin, Emi Puspita Sari, Massirojudin
Universitas Negeri Surabaya
Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Daerah
Abstrak
Semua aliran linguistik kontemporer pada dasarnya beraliran struktural. Istilah struktural secara khusus ditujukan kepada kelompok di Amerika, khususnya aliran Bloomfield dan pengikutnya sejak akhir tahun 1930-an. Dalam makalah ini akan dibicarakan salah satu aliran linguistik yaitu Linguistik Struktural Bloomfield. Bloomfield merupakan bapak linguistik karena dia menjadikan linguistik sebagai ilmu yang otonom. Bloomfield terkenal karena konsep linguistik strukturalnya. Dalam pandangan Bloomfield bahasa apapun mempunyai struktur yang berbeda dan khas. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan sejarah dan ciri-ciri aliran Linguistik Struktural Bloomfield. Tujuan lain adalah untuk mendeskripsikan kelebihan dan kelemahan aliran Linguistik Struktural Bloomfield. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kualitatif, dengan mendeskripsikan sejarah, kelebihan, dan kelemahan aliran Linguistik Struktural Bloomfield. Hasil dari telaah aliran struktural Bloomfield antara lain 1) telaah bahasa dilakukan secara sinkronis (temporary), 2) menganalisis bahasa dari segi fonologi, morfologi, sintaksis, dan sedikit semantik, 3) analisis bahasa dilakukan berdasarkan gejala fisik atau empiris. Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan serta wawasan pengetahuan di bidang linguistik, khususnya linguistik struktural Bloomfield.
Kata-kata Kunci: Linguistik, Bloomfield, Struktural.

Abstract
All stream of contemporary linguistic wing basically structural. The term structural specifically addressed to groups in America, particularly the flow of Bloomfield and his followers since the late 1930s. This paper will discuss the linguistic flow is one of the Structural Linguistics Bloomfield. Bloomfield is the father because he makes linguistic linguistics as an autonomous science. Bloomfield best known for the concept of structural linguistics . In view of Bloomfield any language has a different structure and typical. The objective of this paper is to describe the history and characteristics of the flow of Bloomfield Structural Linguistics. Another objective was to describe the strengths and weaknesses of Structural Linguistics flow Bloomfield. The method used in this paper is a qualitative method, to describe the history, advantages, and drawbacks flow Bloomfield Structural Linguistics. The results of the structural study of the flow of Bloomfield, among others, 1) study conducted in synchronous languages ​​(temporary), 2) analyze the language in terms of phonology, morphology, syntax, and semantics slightly, 3) language analysis performed by physical symptoms or empirical. The paper is expected to contribute scientific knowledge and insight in the field of linguistics , particularly structural linguistics Bloomfield .

Key Words : Linguistics, Bloomfield, Linguistics Structural.




A.     Pendahuluan
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang pada akhirnya memengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Pada permulaan abad XX, Ferdinand de Saussure muncul dengan pandangan-pandangan barunya yang membahas bahasa secara sinkronik. Dia yang pertama membangun suatu ilmu bahasa baru di Eropa yang dikenal dengan nama linguistik struktural.
Pengaruh strukturalisme Eropa berimbas di Amerika. Perkembangan linguistik struktural di Amerika dipelopori oleh Franz Boas, Edward Sapir, dan Leonard Bloomfield. Di Amerika mulai terlihat usaha-usaha melakukan studi kebahasaan secara ilmiah dan berdiri sendiri. Yang dimaksud dengan cara ilmiah ialah dengan melalui pendekatan matematik. De Saussure merupakan orang yang mula pertama merintis kemungkinan tersebut. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh Sapir yang lebih melengkapi usaha de Saussure tersebut dengan penelitian-penelitiannya mengenai bunyi-bunyi tuturan yang sebenarnya yang sekaligus menghubungkan dengan maknanya. Leonard Bloomfield sebagai ahli bahasa yang paling berkeinginan keras menjadikan studi linguistik sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, lebih melengkapi usaha pendahulu utamanya dalam hal penggunaan data empirik dalam penelitian-penelitian bahasa yang dilakukannya.
Aliran strukturalisme Bloomfield muncul sebagai penolakan atas telaah bahasa yang bersifat diakronis. Telaah diakronik adalah mempelajari bahasa sepanjang masa bahasa itu digunakan. Contohnya mempelajari bahasa sejak zaman Sriwijaya sampai zaman sekarang. Aliran strukturalisme Bloomfield memilih menggunakan telaah sinkronis. Telaah sinkronik adalah  mempelajari suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu. Contohnya mempelajari bahasa yang digunakan pada zaman Jepang.

B.     Strukturalisme Leonard Bloomfield (1887-1949)
Leonard Bloomfield adalah salah seorang ahli bahasa Amerika yang paling besar sumbangannya dalam menyebarluaskan prinsip-prinsip dan metode-metode yang biasa disebut Strukturalisme Amerika. Dalam menyebarkan pengaruhnya, ia agak berbeda dari dua orang pelopor aliran strukturalisme Amerika yang terdahulu (F. Boas dan Sapir). Bloomfield sangat berkeinginan mengilmiahkan linguistik. Keinginan tersebut membawanya masuk ke kelompok empirisme, khususnya psikologi behaviorisme.
Penelitiannya tentang bahasa-bahasa Indian Amerika sangat terkenal dan memberikan pengaruh yang besar. Ide-idenya disalurkan melalui tulisan-tulisan dalam sebuah jurnal mengenai masyarakat Linguistik Amerika yang bernama Language. Melalui majalah itu pula ia berusaha menjelaskan pendiriannya terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan metode (Samsuri, 1988:66).
Kekhasan teori Bloomfiled adalah adanya penekanan filosofis dalam status linguistik sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan aliran struktural Bloomfield dapat berkembang pesat. Pertama, pada awal abad XX, para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperikan. Mereka ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu dengan cara sinkronik. Cara lama secara historis atau diakronik kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena para linguis kurang mengetahui sejarah bahasa-bahasa Indian. Kedua, sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Dalam memerikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu mendasarkan diri pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati. Ketiga, terdapat hubungan yang baik antarlinguis. Pemikiran-pemikiran mereka ditampung The Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah Language wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka (Chaer, 1994: 359).
Pada tahun 1933, terbitlah karya besar Bloomfield yang berjudul Language. Judul buku itu sama dengan judul buku Sapir yang diterbitkan 12 tahun sebelumnya. Bloomfield sangat dipengaruhi oleh ilmu jiwa behaviorisme. Ia sangat mengagumi A. P. Weiss, salah seorang pelopor ilmu jiwa behaviorisme, dan ia pun terpengaruh olehnya. Akibatnya pengaruh behaviorisme tersebut  ia mengubah dasar pikiran yang dituangkan dalam bukunya yang pertama An Introduction to Linguistic Science (1914) dan menyesuaikannya dengan pandangan mekanistik penganut behaviorisme. Tulisan-tulisan Bloomfield yang dimuat di International Encyclopedia of United Science sangat dipengaruhi behaviorisme. Dalam jurnal tersebut, ia menyatakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh metode ilmiah yang dapat dibatas dengan merujuk ke acuan behaviorisme.
Linguistik Bloomfield  berbeda dari yang lain. Aliran ini mendasarkan pemikiran-pemikirannya pada psikologi tingkah laku yang dominan di Amerika sejak 1920. Menurut behaviorisme, tingkah laku manusia bisa diterangkan dan diperkirakan berdasarkan pada situasi-situasi bebas dari faktor-faktor internal. Dengan demikian suatu ujaran bisa diinterpretasikan berdasarkan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Aliran struktural Bloomfield menyebut teori ini sebagai mekanisme, berkebalikan dari mentalisme. Kelompok mentalisme menyatakan bahwa ujaran harus diterangkan sebagai akibat dari pikiran (maksud, kepercayaan, perasaan). Dari subjek yang berujar. Hal ini sangat bertentangan dengan pandangan Bloomfield.
Pandangan behaviorisme atau mekanisme memandang pikiran sebagai perluasan dari tubuh. Kegiatan pikiran lebih sulit diamati daripada kegiatan fisik. Aliran Bloomfield beranggapan bahwa perbedaan kegiatan mental dan fisik adalah kompleksitasnya. Semua kegiatan manusia termasuk bahasa adalah satu rangkaian sebab-akibat. Rangkaian tersebut bisa dipelajari dari bukti-bukti yang diberikan oleh percobaan-percobaan fisik, dengan menggunakan konsep stimulus-respon seperti yang telah dilakukan pada binatang.
 Teori makna Bloomfield berdasarkan teori rangsangan dan tanggapan. Arti dari suatu bentuk bahasa adalah situasi tuturan pembicara dan tanggapan yang ditimbulkan pada diri si pendengar. Menurut Bloomfield, kita hanya dapat menentukan arti dari suatu bentuk tuturan secara cermat apabila arti itu berhubungan dengan sesuatu yang dapat memberikan manfaat pengetahuan yang bersifat ilmiah. Kita dapat menentukan nama objek di dunia ini dengan menyesuaikan istilah-istilah bidang objek tersebut. Pemberian nama tumbuh-tumbuhan atau binatang harus disesuaikan dengan menggunakan istilah-istilah teknik botani atau kehewanan.  Hal ini akan mengalami kesulitan dalam penamaan objek yang abstrak. Kita tidak punya cara yang tepat untuk menyatakan rasa cinta, benci, dan marah.
Pandangan Bloomfield tentang penggunaan bahasa dirumuskan dengan rumus “Rangsangan dan Tanggapan”, yang digambarkan dengan formula R – t . . . r ---  T. Maksudnya: Suatu rangsangan praktis (R) menyebabkan seorang berbicara alih-alih bereaksi secara praktis: ini merupakan pengganti bahasa-bahasa (t), bagi pendengar, hal itu merupakan rangsangan pengganti bahasa (r) yang menyebabkan dia memberi tanggapan praktis (T). R dan T adalah “peristiwa praktis” yang sekan-akan tinggal di luar bahasa; t dan r adalah peristiwa-peristiwa bahasa (Samsuri, 1998: 57).
Teori linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan lebih jelas dengan melihat anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata kepada Jack bahwa dia lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu; memetik buah apel itu; dan memberikannya kepada Jill. Skema skematis peristiwa itu dapat digambarkan sebagai berikut.
S                      r…………………………………s                     R
1          2          3                      4                           5         6       7
Penjelasan:
1.      Jill melihat apel (stimulus).
2.      Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack.
3.      Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (r=respons).
4.      Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…).
5.      Perilaku atau kegiatana Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill (stimulus).
6.      Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak.
7.      Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R=respons).
Nomor 3, 4, dan 5 yaitu (r  s) adalah lambang atau perilaku berbahasa (speech act) yang dapat diobservasi secara filologis; sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik hanyalah nomor 4.
Berdasarkan keterangan di atas, maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………s) dan hubungannya dengan makna (S….R). yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari 1 hingga 2 sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuat bertindak (5 dan 6) juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.
Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Menurutnya bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan-potongan perilaku (tabiat) yang disusun secara linier.
Teori lingusitik Bloomfield didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena kita tidak mungkin mendengar semua ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Jadi, tidak mungkin kita dapat menunjukkan bahwa pola-pola yang kita temui dalam beberapa bahasa berlaku juga pada bahasa-bahasa lain. Ini harus diterima sebagai suatu andalan. Kita tidak mungkin menunjukkan bahwa lambang-lambang ujaran dihubungkan dengan makna karena tidak mungkin mengenal satu per satu makna itu dalam data.


Konsep Fonem
Kaum struktural Amerika berupaya keras menemukan sistem yang menyeluruh dan dapat berdiri sendiri. Fenomena kebahasaan yang tidak dapat dijelaskan secara objektif berarti dinyatakan secara fisik. Ujaran mendapat perhatian yang istimewa karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang paling mudah diamati langsung. Pendekatan struktural berpendapat bahwa bahasa sebenarnya terdiri atas urutan-urutan morfem yang juga terdiri atas urutan-urutan fonem, walau dalam level yang berbeda (Alwasilah, 1993: 47).
Dalam buku Language, Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat bahwa fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis. Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah itu. Bloomfield berpendapat bahwa fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan.
Menurut Bloomfield bahasa itu sendiri terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933: 158).
Misalnya:
Pukul adalah bentuk ujaran
Pemukul adalah bentuk ujaran
Pe- adalah bentuk bukan ujaran
            Pukul terdiri dari empat fonem, /p/, /u/, /k/, dan /i/. pada kata pukul fonem /u/ digunakan dua kali.
Teori Bloomfield yang lebih utama tertuju pada usahanya mencoba menguraikan secara eksplisit metode-metode yang tepat untuk memerikan bentuk bahasa. Ia membedakan bentuk terikat (bound form) yang tidak pernah digunakan secara berdiri sendiri dari bentuk bebas (free form). Dalam sebuah konstituen termuat satu bentuk yang kompleks, yaitu bentuk yang mengandung suatu kemiripan fonetik-semantik parsial terhadap bentuk linguistik lainnya. Satu bentuk yang kompleks dinamakan bentuk sederhana atau morfem (Samsuri, 1988:58). Bentuk yang kompleks tidak dapat langsung dianalisis menjadi konstituen akhir melainkan hanya dalam konstituen langsung (immediate constituent). Bloomfield berpendapat bahwa morfem suatu bahasa adalah merupakan leksikon bahasa itu.
Penataan-penataan bentuk yang mengandung arti dalam suatu bahasa adalah gramatika atau tata bahasanya. Menurut Bloomfield (Bloomfield, 1933: 159-160), ada empat cara menata bentuk-bentuk bahasa.
a.       Urutan (order) adalah rentetan diucapkannya konstituen-konstituen bentuk kompleks. Arti urutan itu tampak jelas pada bentuk-bentuk yang berlawanan seperti, Ali memukul Badu X Badu memukul Ali. Lain halnya urutan “Budi Ali Memukul”, susunan tersebut tidak memiliki makna yang jelas. Urutan juga terdapat dalam pembentukan kata (morfologi). Misalnya playing, disusun atas morfem play+ing. Jika susunan tersebut dibalik, tidak memiliki makna dan bentuk. Ingplay tidak ada dalam bahasa Inggris. Padanan dalam bahasa Indonesia adalah kata bermain yang terdiri dari ber- dan main. Pembalikan urutan kata bermain tidak memiliki bentuk dan makna. Mainber tidak ada dalam bahasa Indonesia.
b.      Modulation adalah penggunaan fonem sekunder. Fonem-fonem sekunder adalah fonem-fonem yang tidak tampak pada suatu morfem, tetapi hanya tampak pada penataan-penataan morfem. Morfem seperti Joko atau lari sebetulnya adalah abstraksi, sebab pada ujaran yang sebenarnya morfem itu disertai dengan fonem sekunder tertentu yang menyampaikan suatu makna gramatikal.  Kalimat seperti Joko?, Joko!, Joko. memiliki makna yang berbeda. Joko dengan ? bermakna menanyakan bahwa yang orang yang ditanyai itu Joko atau bukan. Joko dengan ! bermakna membentak, mungkin Joko bandel kemudian diingatkan oleh seseorang. Joko dengan tanda titik bermakna kalimat berita.
c.       (Phonetic modification) modifikasi fonetis adalah perubahan pada fonem-fonem primer suatu bentuk, misalnya do not X don’t. Beberapa padanan dalam bahasa Indonesia adalah tidak-tak, untuk-tuk, sahaya-saya.
d.      Selection adalah memberikan satu faktor makna oleh karena bentuk yang berbeda memberikan makna yang berbeda pula. Misalnya, morfem tertentu yang diucapkan dengan tinggi nada akhir seruan, merupakan panggilan agar seseorang hadir atau memperhatikan (John! Boy!) atau Joni! , sedangkan lain-lainnya, yang diucapkan dengan cara yang sama, merupakan perintah (lari! Lompat!).
Dengan demikian, dalam bentuk bahasa tercakup kelas-kelas dan bagian-bagian kelas, seperti kata kerja (verbs), kata benda (substantive), kata sifat (adjektives), dan sebagainya.
Satu hal yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik. Data dikumpulkan secara cermat, setapak demi setapak. Bentuk-bentuk satuan bahasa (fonologi, morfologi, dan sintaksis) diklasifikasikan berdasarkan distribusinya. Oleh karena itu, mereka sering juga disebut kaum distribusionalis. Sebagai contoh penerapan distribusi dalam klasifikasi bentuk-bentuk bahasa, misalnya dalam menentukan kelas kata. Kata kerja adalah kata yang dapat diikuti oleh frase “dengan”, kata sifat adalah kata yang dapat didahului oleh kata “sangat” atau kata “paling”. Dengan dasar tersebut dapat dikatakan bahwa kata mati adalah kata kerja, sebab dapat menjadi frase mati dengan tenang. Sedangkan kata lincah adalah kata sifat, karena dapat menjadi frase sangat lincah atau paling lincah. Padahal menurut pengertian kata mati tidak menyatakan suatu kegiatan, melaikan menyatakan suatu keadaan. Sebaliknya kata lincah tidak menunjukkan keadaan, melainkan suatu kegiatan.
Suatu ciri sederhana tataan gramatikal merupakan ciri gramatikal atau taxema, sedangkan taxema itu merupakan suatu bentuk yang terkecil. Taxema itu terjadi dalam susunan gramatikal yang konvensional yang dinamakan juga (tactic form) bentuk taktik. Bentuk taktik beserta makna yang dikandungnya itulah yang dinamakan bentuk gramatikal. Bentuk gramatikal yang terkecil disebut juga tagmene.
Bloomfield mengelompokkan bentuk gramar atau tata bahasa menjadi tiga kelas, yaitu:
a)      Tipe kalimat (Sentence type). Kalimat terdiri dari kalimat berita, kalimat tanya, dan sebagainya.
b)      Konstruksi (Construction). Konstruksi ini dinamakan Syntax kalau tidak terdapat bentuk terikat di antara konstituennya, contoh: John ran; Ita Slept. Bentuk tersebut dinamakan morfologi, apabila konstituennya terdiri dari bentuk terikat seperti: -- ess dalam duke+ess – duchess; lion+ess – lioness. Bentuk gramat yang kedua ini menghasilkan konsem morfem yang terdiri atas morfem bebas dan morfem terikat.
c)      Substitusi (substitution), apabila bentuk gramar itu merupakan suatu bentuk penggantian konvensional terhadap salah satu kelas dari bentuk lain, contoh: kata ganti –nya menggantian dia atau Hasan (Samsuri, 1988: 58).
Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, dan aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya. Dalam menganalisis kalimat, misalnya, digunakan teknik Immediate Contsituents Analysis (IC analysis) untuk melihat unsur-unsur langsung yang membangun kalimat-kalimat tersebut. Kalimat Adik mengerjakan tugas fisika disajikan dalam bentuk kotak dengan tata urut sebagai berikut
1
Adik
Mengerjakan tugas fisika

Mengerjakan
tugas fisika

Tugas
fisika

2
            Penganalisisan struktur kalimat lazim menggunakan cara lain, dengan menggunakan garis-garis yang menghubungkan antarunsur kalimat. Berikut contoh diagram lain.
Adik mengerjakan tugas fisika
                                                     

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari linguistik struktural Bloomfield adalah sebagai berikut:
1.      Kekhasan teori Bloomfiled adalah adanya penekanan filosofis dalam status linguistik sebagai sains.
2.      Dalam memerikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu mendasarkan diri pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
3.      Bloomfield sangat dipengaruhi oleh ilmu jiwa behaviorisme.
4.      Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
5.      Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan.
6.      Teori makna Bloomfield berdasarkan teori rangsangan dan tanggapan.
7.      Teori Bloomfield yang lebih utama tertuju pada usahanya mencoba menguraikan secara eksplisit metode-metode yang tepat untuk memerikan bentuk bahasa. Ia membedakan bentuk terikat (bound form) yang tidak pernah digunakan secara berdiri sendiri dari bentuk bebas (free form).
8.      Penataan-penataan bentuk yang mengandung arti dalam suatu bahasa adalah gramatika atau tata bahasanya.
9.      Satu hal yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan suatu bahasa. sering juga disebut kaum distribusionalis.
10.  Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat disimpulkan kelebihan dan kelemahan linguistik struktural Bloomfield dibandingkan aliran-aliran linguistik lainnya, yaitu:
Kelebihan Linguistik Struktural:
1.      Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis.
2.      Aliran ini sudah mengelompokkan kategori gramatikal, verbal dan pronomina kata ganti.
3.      Terjadinya hubungan yang baik antar sesama linguis.
4.      Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan.
5.      Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
6.      Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam.
7.      Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kekurangan Linguistik Struktural:
1.      Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.
2.      Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman, suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum. Dengan demikian tata bahasa semua bahasa dianggap sama.
3.      Bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis dipisahkan secara tegas dan tidak berhubungan.
4.      Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dang sangat menjemukan.
5.      Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.
6.      Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin.




Kelebihan dan Kekurangan Linguistik Struktural dibandingkan Aliran Sebelum dan Sesudahnya
Aliran Tradisional
Aliran Struktural
Aliran Transformasi
Bertolak dari Pola Pikir secara Filosofis
Berlandaskan pada Paham Behaviouristik
Berdasarkan Paham Mentalistik
Tidak Membedakan Bahasa dan Tulisan
Bahasa Berupa Ujaran
Bahasa Merupakan Innate
Senang Bermain dengan Definisi
Bahasa berupa Sistem Tanda
Bahasa Terdiri atas Lapis Dalam dan Lapis Permukaan
Pemakaian Bahasa Berkiblat pada Pola/Kaidah.
Bahasa merupakan Faktor Kebiasaan
Bahasa Terdiri atas Unsur Competent dan Performance
Level-level Gramatik Belum Ditata Secara Rapi.
Kegramatikalan berdasarkan keumuman
Analisis Bahasa Bertolak dari Kalimat
Tata Bahasa Didominasi oleh Jenis Kata (Part of Speech)
Level-level Gramatika ditegakkan secara rapi
Bahasa Bersifat Kreatif

Tekanan Analisis pada Bidang Morfologi
Membedakan Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi

C.     Penerapan Analisis Kalimat Aliran Strukturalisme Bloomfield
Pada aliran strukturalisme Bloomfield ada dua cara menganalisis kalimat yaitu dengan tata bentuk bahasa dan tata gramatikal bahasa. Penerapan analisis yang pertama adalah analisis berdasarkan tataan bentuk-bentuk bahasa.
I
1. Andris sering kali melupakan salat lima waktu.
Andris sering kali melupakan salat lima waktu.
S                      P                               O
            Jika urutan kalimat di atas dibalik atau dipasifkan, urutan kalimat menjadi Salat lima waktu sering kali dilupakan oleh Andris.
2. Ruang kelas ini sangat dingin.

Ruang kelas ini sangat dingin.
S                      P
            Kalimat nomor dua berpola SP. Jika kalimat tersebut dibalik menjadi PS, akan berbentuk Sangat dingin ruang kelas ini.
3. Mereka bilang Beti sangat cantik.
Mereka bilang Beti sangat cantik.
    S          P                  K
            Kalimat nomor tiga berpola SPK. Urutan kalimat tersebut bisa diubah menjadi KSP, yaitu Beti sangat cantik, mereka bilang.
4. Bapak tilem kula siram.
Bapak tilem, kula  siram.
    S        P        S        P
            Kalimat nomor empat adalah kalimat majemuk setara. Kalimat tersebut berpola SP SP. Bila ututannya dibalik menjadi Kula siram Bapak tilem.
5. Ari sedang minum kopi di kantin.
Ari sedang minum kopi di kantin.
S              P               Pel      K
Kalimat nomor lima berpola S P Pel K. Jika urutannya diubah menjadi Di kantin Ari sedang minum kopi.
Kelima kalimat yang dianalisis adalah kalimat berita. Kalimat-kalimat tersebut termasuk kalimat lengkap karena berpola SP. Semua disebut kalimat karena mengandung gagasan yang utuh dan berakhir dengan tanda baca.
II
Analisis kalimat menurut aliran Bloomfield yang kedua adalah analisis kalimat berdasarkan konstituen kalimat. Setiap kalimat memiliki konstituen yang membentuk konstruksi kalimat. Kelompok kata (frase) merupakan susunan kata-kata yang berfungsi dalam struktur kalimat dapat disebut konstituen (Burton-Roberts dalam Putrayasa, 2007: 20). Dengan demikian, satuan-satuan yang membentuk suatu konstruksi disebut konstituen konstruksi tersebut.
1
Andris sering kali melupakan salat lima waktu
Andris
sering kali melupakan
salat lima waktu

Sering
Kali
melupakan
Salat
lima
waktu







           
Kalimat nomor satu terdiri dari delapan morfem. Morfem-morfem tersebut terdiri dari tujuh morfem bebas dan satu morfem terikat. Morfem-morfem bebas kalimat nomor satu adalah Andris, sering, kali, lupa, salat, lima, waktu. Morfem terikat adalah me-kan yang melekat pada kata lupa.
2
Ruang kelas ini sangat dingin
Ruang kelas ini
sangat dingin
Ruang
Kelas
Ini
sangat
dingin





           
Kalimat nomor dua terdiri dari lima morfem. Semuanya adalah morfem bebas, yaitu ruang, kelas, ini, sangat, dingin.
3
Mereka bilang Beti sangat cantik
Mereka bilang
Beti sangat cantik
Mereka
Bilang
Beti
sangat
cantik





            Kalimat nomor tiga terdiri dari lima morfem bebas. Morfem-morfem bebas tersebut adalah mereka, bilang, Beti, sangat, cantik.
4
Bapak tilem, kula siram
Bapak tilem
kula siram
Bapak
Tilem
kula
Siram




            Kalimat nomor empat adalah kalimat majemuk setara. Kalimat tersebut terdiri dari empat morfem bebas. Merfem-morfem bebas kalimat nomor empat adalah bapak, tilem, kula, siram.
5
Ari sedang minum kopi di kantin
Ari
sedang minum kopi
di kantin

sedang
Minum
Kopi
di
Kantin







Kalimat nomor lima adalah kalimat berita yang terdiri dari enam morfem bebas. Morfem-morfem tersebut adalah Ari, sedang, minum, kopi, di-, kantin.
III
            Analisis kalimat yang kedua adalah analisis berdasarkan kategori sintaksis. Dalam ilmu bahasa, kata dikelompokkan berdasarkan bentuk serta perilakunya. Kata yang mempunyai bentuk serta perilaku yang sama atau mirip dimasukkan ke dalam satu kelompok. Di sisi lain, kata kata yang bentuk dan perilakunya sama atau mirip dengan sesamanya, tetapi berbeda dengan kelompok pertama dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dengan kata lain, kata dapat dibedakan berdasarkan kelas kata (Alwi, et. al, 2003: 35-36). Dengan demikian, analisis kalimat berdasarkan kategori merupakan penentuan kelas kata yang menjadi unsur-unsur kalimat tersebut. Bahasa Indonesia memiliki lima kategori sintaksis utama: (1) frasa verba, (2) frasa nomina, (3) frasa adjektiva, (4) frasa adverbia, dan (5) frasa preposisional (Alwi, et. al, 2003: 36). Ada satu frasa yang menyatakan kuantitas yaitu frasa numeral.
1.      Andris sering kali melupakan shalat lima waktu.
    FN               FV                               FNum 
2.      Ruang kelas ini sangat dingin.
FN                   FAdj

3.      Mereka bilang Beti sangat cantik.
    FN       FV               Fadv
Beti sangat cantik
FN       FAdj
4.      Bapak tilem, kula  siram.
    FN    FV     FN     FV

5.      Ari sedang minum kopi di kantin
FN       FV                FN     Fadv

D.     Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aliran linguistik struktural Bloomfield telah berhasil memantapkan suatu sikap ilmiah terhadap ilmu bahasa seperti yang dicita-citakannya sejak awal mula Bloomfield dan kawan-kawannya berkecimpung dalam bidang ilmu yang ditekuninya, yaitu menolak telaah diakronik, dan memilih menggunakan telaah sinkronik. Keasyikan dengan fakta-fakta di dalam setiap penelitian yang dilakukan Bloomfield dan kawan-kawannya telah menjadikan mereka ilmuan sejati sejajar dengan ilmuan-ilmuan besar pada bidang di luar ilmu bahasa. Pada perkembangan linguistik sesudahnya, telah berkembang pula pemerian-pemerian bahasa dengan lebih pesat. Pada makalah ini hasil analisis aliran strukturalisme Bloomfield menggunakan dua cara menganalisis kalimat yaitu dengan tata bentuk bahasa dan tata gramatikal bahasa (berdasarkan urutan dan sintaksis). Ditemukan pula kelebihan dan kelemahan dalam linguistik struktural Bloomfield dibandingkan dengan aliran linguistik lainnya, yaitu:
Keunggulan Aliran Struktural
1.      Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis.
2.      Aliran ini sudah mengelompokkan kategori gramatikal, verbal dan pronomina kata ganti.
3.      Terjadinya hubungan yang baik antar sesama linguis.
4.      Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan.
5.      Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
6.      Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam.
7.      Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kelemahan Aliran Struktural
1.      Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.
2.      Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman, suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum.
3.      Bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis dipisahkan secara tegas dan tidak berhubungan.
4.      Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dang sangat menjemukan.
5.      Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.
6.      Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin.

Saran
Dengan adanya pengajian tentang linguistik struktural Bloomfield ini, diharapkan dosen dan mahasiswa dapat memahami sejarah aliran dan mengetahui pula kelebihan dan kelemahan aliran ini dibandingkan dengan aliran yang lain. Setelah dilakukan pendeskripsian ini, disarankan:
1.      Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menganalisis aliran linguistik, khususnya aliran linguistik struktural Bloomfield.
2.      Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi serta memperdalam pengetahuan dalam membahas aliran linguistik khususnya aliran linguistik struktural Bloomfield.

Daftar Rujukan
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa Bandung.
Alwi, Hasan, et. al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Bloomfield, Leonard. 1995. Language Bahasa. Terjemahan Sutikno. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: PT Refika Aditama.
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.









Kelompok Orange


Draf 1
ALIRAN LINGUISTIK STRUKTURAL BLOOMFIELD
Pihan Fatikhudin, Emi Puspita Sari, Massirojudin
Universitas Negeri Surabaya
Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Daerah
Abstrak
Semua aliran linguistik kontemporer pada dasarnya beraliran struktural. Istilah struktural secara khusus ditujukan kepada kelompok di Amerika, khususnya aliran Bloomfield dan pengikutnya sejak akhir tahun 1930-an. Dalam makalah ini akan dibicarakan salah satu aliran linguistik yaitu Linguistik Struktural Bloomfield. Bloomfield merupakan bapak linguistik karena dia menjadikan linguistik sebagai ilmu yang otonom. Bloomfield terkenal karena konsep linguistik strukturalnya. Dalam pandangan Bloomfield bahasa apapun mempunyai struktur yang berbeda dan khas. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan sejarah dan ciri-ciri aliran Linguistik Struktural Bloomfield. Tujuan lain adalah untuk mendeskripsikan kelebihan dan kelemahan aliran Linguistik Struktural Bloomfield. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kualitatif, dengan mendeskripsikan sejarah, kelebihan, dan kelemahan aliran Linguistik Struktural Bloomfield. Hasil dari telaah aliran struktural Bloomfield antara lain 1) telaah bahasa dilakukan secara sinkronis (temporary), 2) menganalisis bahasa dari segi fonologi, morfologi, sintaksis, dan sedikit semantik, 3) analisis bahasa dilakukan berdasarkan gejala fisik atau empiris. Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan serta wawasan pengetahuan di bidang linguistik, khususnya linguistik struktural Bloomfield.
Kata-kata Kunci: Linguistik, Bloomfield, Struktural.

Abstract
All stream of contemporary linguistic wing basically structural. The term structural specifically addressed to groups in America, particularly the flow of Bloomfield and his followers since the late 1930s. This paper will discuss the linguistic flow is one of the Structural Linguistics Bloomfield. Bloomfield is the father because he makes linguistic linguistics as an autonomous science. Bloomfield best known for the concept of structural linguistics . In view of Bloomfield any language has a different structure and typical. The objective of this paper is to describe the history and characteristics of the flow of Bloomfield Structural Linguistics. Another objective was to describe the strengths and weaknesses of Structural Linguistics flow Bloomfield. The method used in this paper is a qualitative method, to describe the history, advantages, and drawbacks flow Bloomfield Structural Linguistics. The results of the structural study of the flow of Bloomfield, among others, 1) study conducted in synchronous languages ​​(temporary), 2) analyze the language in terms of phonology, morphology, syntax, and semantics slightly, 3) language analysis performed by physical symptoms or empirical. The paper is expected to contribute scientific knowledge and insight in the field of linguistics , particularly structural linguistics Bloomfield .

Key Words : Linguistics, Bloomfield, Linguistics Structural.




A.     Pendahuluan
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang pada akhirnya memengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Pada permulaan abad XX, Ferdinand de Saussure muncul dengan pandangan-pandangan barunya yang membahas bahasa secara sinkronik. Dia yang pertama membangun suatu ilmu bahasa baru di Eropa yang dikenal dengan nama linguistik struktural.
Pengaruh strukturalisme Eropa berimbas di Amerika. Perkembangan linguistik struktural di Amerika dipelopori oleh Franz Boas, Edward Sapir, dan Leonard Bloomfield. Di Amerika mulai terlihat usaha-usaha melakukan studi kebahasaan secara ilmiah dan berdiri sendiri. Yang dimaksud dengan cara ilmiah ialah dengan melalui pendekatan matematik. De Saussure merupakan orang yang mula pertama merintis kemungkinan tersebut. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh Sapir yang lebih melengkapi usaha de Saussure tersebut dengan penelitian-penelitiannya mengenai bunyi-bunyi tuturan yang sebenarnya yang sekaligus menghubungkan dengan maknanya. Leonard Bloomfield sebagai ahli bahasa yang paling berkeinginan keras menjadikan studi linguistik sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, lebih melengkapi usaha pendahulu utamanya dalam hal penggunaan data empirik dalam penelitian-penelitian bahasa yang dilakukannya.
Aliran strukturalisme Bloomfield muncul sebagai penolakan atas telaah bahasa yang bersifat diakronis. Telaah diakronik adalah mempelajari bahasa sepanjang masa bahasa itu digunakan. Contohnya mempelajari bahasa sejak zaman Sriwijaya sampai zaman sekarang. Aliran strukturalisme Bloomfield memilih menggunakan telaah sinkronis. Telaah sinkronik adalah  mempelajari suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu. Contohnya mempelajari bahasa yang digunakan pada zaman Jepang.

B.     Strukturalisme Leonard Bloomfield (1887-1949)
Leonard Bloomfield adalah salah seorang ahli bahasa Amerika yang paling besar sumbangannya dalam menyebarluaskan prinsip-prinsip dan metode-metode yang biasa disebut Strukturalisme Amerika. Dalam menyebarkan pengaruhnya, ia agak berbeda dari dua orang pelopor aliran strukturalisme Amerika yang terdahulu (F. Boas dan Sapir). Bloomfield sangat berkeinginan mengilmiahkan linguistik. Keinginan tersebut membawanya masuk ke kelompok empirisme, khususnya psikologi behaviorisme.
Penelitiannya tentang bahasa-bahasa Indian Amerika sangat terkenal dan memberikan pengaruh yang besar. Ide-idenya disalurkan melalui tulisan-tulisan dalam sebuah jurnal mengenai masyarakat Linguistik Amerika yang bernama Language. Melalui majalah itu pula ia berusaha menjelaskan pendiriannya terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan metode (Samsuri, 1988:66).
Kekhasan teori Bloomfiled adalah adanya penekanan filosofis dalam status linguistik sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan aliran struktural Bloomfield dapat berkembang pesat. Pertama, pada awal abad XX, para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperikan. Mereka ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu dengan cara sinkronik. Cara lama secara historis atau diakronik kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena para linguis kurang mengetahui sejarah bahasa-bahasa Indian. Kedua, sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Dalam memerikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu mendasarkan diri pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati. Ketiga, terdapat hubungan yang baik antarlinguis. Pemikiran-pemikiran mereka ditampung The Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah Language wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka (Chaer, 1994: 359).
Pada tahun 1933, terbitlah karya besar Bloomfield yang berjudul Language. Judul buku itu sama dengan judul buku Sapir yang diterbitkan 12 tahun sebelumnya. Bloomfield sangat dipengaruhi oleh ilmu jiwa behaviorisme. Ia sangat mengagumi A. P. Weiss, salah seorang pelopor ilmu jiwa behaviorisme, dan ia pun terpengaruh olehnya. Akibatnya pengaruh behaviorisme tersebut  ia mengubah dasar pikiran yang dituangkan dalam bukunya yang pertama An Introduction to Linguistic Science (1914) dan menyesuaikannya dengan pandangan mekanistik penganut behaviorisme. Tulisan-tulisan Bloomfield yang dimuat di International Encyclopedia of United Science sangat dipengaruhi behaviorisme. Dalam jurnal tersebut, ia menyatakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh metode ilmiah yang dapat dibatas dengan merujuk ke acuan behaviorisme.
Linguistik Bloomfield  berbeda dari yang lain. Aliran ini mendasarkan pemikiran-pemikirannya pada psikologi tingkah laku yang dominan di Amerika sejak 1920. Menurut behaviorisme, tingkah laku manusia bisa diterangkan dan diperkirakan berdasarkan pada situasi-situasi bebas dari faktor-faktor internal. Dengan demikian suatu ujaran bisa diinterpretasikan berdasarkan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Aliran struktural Bloomfield menyebut teori ini sebagai mekanisme, berkebalikan dari mentalisme. Kelompok mentalisme menyatakan bahwa ujaran harus diterangkan sebagai akibat dari pikiran (maksud, kepercayaan, perasaan). Dari subjek yang berujar. Hal ini sangat bertentangan dengan pandangan Bloomfield.
Pandangan behaviorisme atau mekanisme memandang pikiran sebagai perluasan dari tubuh. Kegiatan pikiran lebih sulit diamati daripada kegiatan fisik. Aliran Bloomfield beranggapan bahwa perbedaan kegiatan mental dan fisik adalah kompleksitasnya. Semua kegiatan manusia termasuk bahasa adalah satu rangkaian sebab-akibat. Rangkaian tersebut bisa dipelajari dari bukti-bukti yang diberikan oleh percobaan-percobaan fisik, dengan menggunakan konsep stimulus-respon seperti yang telah dilakukan pada binatang.
 Teori makna Bloomfield berdasarkan teori rangsangan dan tanggapan. Arti dari suatu bentuk bahasa adalah situasi tuturan pembicara dan tanggapan yang ditimbulkan pada diri si pendengar. Menurut Bloomfield, kita hanya dapat menentukan arti dari suatu bentuk tuturan secara cermat apabila arti itu berhubungan dengan sesuatu yang dapat memberikan manfaat pengetahuan yang bersifat ilmiah. Kita dapat menentukan nama objek di dunia ini dengan menyesuaikan istilah-istilah bidang objek tersebut. Pemberian nama tumbuh-tumbuhan atau binatang harus disesuaikan dengan menggunakan istilah-istilah teknik botani atau kehewanan.  Hal ini akan mengalami kesulitan dalam penamaan objek yang abstrak. Kita tidak punya cara yang tepat untuk menyatakan rasa cinta, benci, dan marah.
Pandangan Bloomfield tentang penggunaan bahasa dirumuskan dengan rumus “Rangsangan dan Tanggapan”, yang digambarkan dengan formula R – t . . . r ---  T. Maksudnya: Suatu rangsangan praktis (R) menyebabkan seorang berbicara alih-alih bereaksi secara praktis: ini merupakan pengganti bahasa-bahasa (t), bagi pendengar, hal itu merupakan rangsangan pengganti bahasa (r) yang menyebabkan dia memberi tanggapan praktis (T). R dan T adalah “peristiwa praktis” yang sekan-akan tinggal di luar bahasa; t dan r adalah peristiwa-peristiwa bahasa (Samsuri, 1998: 57).
Teori linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan lebih jelas dengan melihat anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata kepada Jack bahwa dia lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu; memetik buah apel itu; dan memberikannya kepada Jill. Skema skematis peristiwa itu dapat digambarkan sebagai berikut.
S                      r…………………………………s                     R
1          2          3                      4                           5         6       7
Penjelasan:
1.      Jill melihat apel (stimulus).
2.      Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack.
3.      Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (r=respons).
4.      Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…).
5.      Perilaku atau kegiatana Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill (stimulus).
6.      Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak.
7.      Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R=respons).
Nomor 3, 4, dan 5 yaitu (r  s) adalah lambang atau perilaku berbahasa (speech act) yang dapat diobservasi secara filologis; sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik hanyalah nomor 4.
Berdasarkan keterangan di atas, maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………s) dan hubungannya dengan makna (S….R). yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari 1 hingga 2 sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuat bertindak (5 dan 6) juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.
Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Menurutnya bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan-potongan perilaku (tabiat) yang disusun secara linier.
Teori lingusitik Bloomfield didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena kita tidak mungkin mendengar semua ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Jadi, tidak mungkin kita dapat menunjukkan bahwa pola-pola yang kita temui dalam beberapa bahasa berlaku juga pada bahasa-bahasa lain. Ini harus diterima sebagai suatu andalan. Kita tidak mungkin menunjukkan bahwa lambang-lambang ujaran dihubungkan dengan makna karena tidak mungkin mengenal satu per satu makna itu dalam data.


Konsep Fonem
Kaum struktural Amerika berupaya keras menemukan sistem yang menyeluruh dan dapat berdiri sendiri. Fenomena kebahasaan yang tidak dapat dijelaskan secara objektif berarti dinyatakan secara fisik. Ujaran mendapat perhatian yang istimewa karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang paling mudah diamati langsung. Pendekatan struktural berpendapat bahwa bahasa sebenarnya terdiri atas urutan-urutan morfem yang juga terdiri atas urutan-urutan fonem, walau dalam level yang berbeda (Alwasilah, 1993: 47).
Dalam buku Language, Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat bahwa fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis. Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah itu. Bloomfield berpendapat bahwa fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan.
Menurut Bloomfield bahasa itu sendiri terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933: 158).
Misalnya:
Pukul adalah bentuk ujaran
Pemukul adalah bentuk ujaran
Pe- adalah bentuk bukan ujaran
            Pukul terdiri dari empat fonem, /p/, /u/, /k/, dan /i/. pada kata pukul fonem /u/ digunakan dua kali.
Teori Bloomfield yang lebih utama tertuju pada usahanya mencoba menguraikan secara eksplisit metode-metode yang tepat untuk memerikan bentuk bahasa. Ia membedakan bentuk terikat (bound form) yang tidak pernah digunakan secara berdiri sendiri dari bentuk bebas (free form). Dalam sebuah konstituen termuat satu bentuk yang kompleks, yaitu bentuk yang mengandung suatu kemiripan fonetik-semantik parsial terhadap bentuk linguistik lainnya. Satu bentuk yang kompleks dinamakan bentuk sederhana atau morfem (Samsuri, 1988:58). Bentuk yang kompleks tidak dapat langsung dianalisis menjadi konstituen akhir melainkan hanya dalam konstituen langsung (immediate constituent). Bloomfield berpendapat bahwa morfem suatu bahasa adalah merupakan leksikon bahasa itu.
Penataan-penataan bentuk yang mengandung arti dalam suatu bahasa adalah gramatika atau tata bahasanya. Menurut Bloomfield (Bloomfield, 1933: 159-160), ada empat cara menata bentuk-bentuk bahasa.
a.       Urutan (order) adalah rentetan diucapkannya konstituen-konstituen bentuk kompleks. Arti urutan itu tampak jelas pada bentuk-bentuk yang berlawanan seperti, Ali memukul Badu X Badu memukul Ali. Lain halnya urutan “Budi Ali Memukul”, susunan tersebut tidak memiliki makna yang jelas. Urutan juga terdapat dalam pembentukan kata (morfologi). Misalnya playing, disusun atas morfem play+ing. Jika susunan tersebut dibalik, tidak memiliki makna dan bentuk. Ingplay tidak ada dalam bahasa Inggris. Padanan dalam bahasa Indonesia adalah kata bermain yang terdiri dari ber- dan main. Pembalikan urutan kata bermain tidak memiliki bentuk dan makna. Mainber tidak ada dalam bahasa Indonesia.
b.      Modulation adalah penggunaan fonem sekunder. Fonem-fonem sekunder adalah fonem-fonem yang tidak tampak pada suatu morfem, tetapi hanya tampak pada penataan-penataan morfem. Morfem seperti Joko atau lari sebetulnya adalah abstraksi, sebab pada ujaran yang sebenarnya morfem itu disertai dengan fonem sekunder tertentu yang menyampaikan suatu makna gramatikal.  Kalimat seperti Joko?, Joko!, Joko. memiliki makna yang berbeda. Joko dengan ? bermakna menanyakan bahwa yang orang yang ditanyai itu Joko atau bukan. Joko dengan ! bermakna membentak, mungkin Joko bandel kemudian diingatkan oleh seseorang. Joko dengan tanda titik bermakna kalimat berita.
c.       (Phonetic modification) modifikasi fonetis adalah perubahan pada fonem-fonem primer suatu bentuk, misalnya do not X don’t. Beberapa padanan dalam bahasa Indonesia adalah tidak-tak, untuk-tuk, sahaya-saya.
d.      Selection adalah memberikan satu faktor makna oleh karena bentuk yang berbeda memberikan makna yang berbeda pula. Misalnya, morfem tertentu yang diucapkan dengan tinggi nada akhir seruan, merupakan panggilan agar seseorang hadir atau memperhatikan (John! Boy!) atau Joni! , sedangkan lain-lainnya, yang diucapkan dengan cara yang sama, merupakan perintah (lari! Lompat!).
Dengan demikian, dalam bentuk bahasa tercakup kelas-kelas dan bagian-bagian kelas, seperti kata kerja (verbs), kata benda (substantive), kata sifat (adjektives), dan sebagainya.
Satu hal yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik. Data dikumpulkan secara cermat, setapak demi setapak. Bentuk-bentuk satuan bahasa (fonologi, morfologi, dan sintaksis) diklasifikasikan berdasarkan distribusinya. Oleh karena itu, mereka sering juga disebut kaum distribusionalis. Sebagai contoh penerapan distribusi dalam klasifikasi bentuk-bentuk bahasa, misalnya dalam menentukan kelas kata. Kata kerja adalah kata yang dapat diikuti oleh frase “dengan”, kata sifat adalah kata yang dapat didahului oleh kata “sangat” atau kata “paling”. Dengan dasar tersebut dapat dikatakan bahwa kata mati adalah kata kerja, sebab dapat menjadi frase mati dengan tenang. Sedangkan kata lincah adalah kata sifat, karena dapat menjadi frase sangat lincah atau paling lincah. Padahal menurut pengertian kata mati tidak menyatakan suatu kegiatan, melaikan menyatakan suatu keadaan. Sebaliknya kata lincah tidak menunjukkan keadaan, melainkan suatu kegiatan.
Suatu ciri sederhana tataan gramatikal merupakan ciri gramatikal atau taxema, sedangkan taxema itu merupakan suatu bentuk yang terkecil. Taxema itu terjadi dalam susunan gramatikal yang konvensional yang dinamakan juga (tactic form) bentuk taktik. Bentuk taktik beserta makna yang dikandungnya itulah yang dinamakan bentuk gramatikal. Bentuk gramatikal yang terkecil disebut juga tagmene.
Bloomfield mengelompokkan bentuk gramar atau tata bahasa menjadi tiga kelas, yaitu:
a)      Tipe kalimat (Sentence type). Kalimat terdiri dari kalimat berita, kalimat tanya, dan sebagainya.
b)      Konstruksi (Construction). Konstruksi ini dinamakan Syntax kalau tidak terdapat bentuk terikat di antara konstituennya, contoh: John ran; Ita Slept. Bentuk tersebut dinamakan morfologi, apabila konstituennya terdiri dari bentuk terikat seperti: -- ess dalam duke+ess – duchess; lion+ess – lioness. Bentuk gramat yang kedua ini menghasilkan konsem morfem yang terdiri atas morfem bebas dan morfem terikat.
c)      Substitusi (substitution), apabila bentuk gramar itu merupakan suatu bentuk penggantian konvensional terhadap salah satu kelas dari bentuk lain, contoh: kata ganti –nya menggantian dia atau Hasan (Samsuri, 1988: 58).
Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, dan aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya. Dalam menganalisis kalimat, misalnya, digunakan teknik Immediate Contsituents Analysis (IC analysis) untuk melihat unsur-unsur langsung yang membangun kalimat-kalimat tersebut. Kalimat Adik mengerjakan tugas fisika disajikan dalam bentuk kotak dengan tata urut sebagai berikut
1
Adik
Mengerjakan tugas fisika

Mengerjakan
tugas fisika

Tugas
fisika

2
            Penganalisisan struktur kalimat lazim menggunakan cara lain, dengan menggunakan garis-garis yang menghubungkan antarunsur kalimat. Berikut contoh diagram lain.
Adik mengerjakan tugas fisika
                                                     

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari linguistik struktural Bloomfield adalah sebagai berikut:
1.      Kekhasan teori Bloomfiled adalah adanya penekanan filosofis dalam status linguistik sebagai sains.
2.      Dalam memerikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu mendasarkan diri pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
3.      Bloomfield sangat dipengaruhi oleh ilmu jiwa behaviorisme.
4.      Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
5.      Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan.
6.      Teori makna Bloomfield berdasarkan teori rangsangan dan tanggapan.
7.      Teori Bloomfield yang lebih utama tertuju pada usahanya mencoba menguraikan secara eksplisit metode-metode yang tepat untuk memerikan bentuk bahasa. Ia membedakan bentuk terikat (bound form) yang tidak pernah digunakan secara berdiri sendiri dari bentuk bebas (free form).
8.      Penataan-penataan bentuk yang mengandung arti dalam suatu bahasa adalah gramatika atau tata bahasanya.
9.      Satu hal yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan suatu bahasa. sering juga disebut kaum distribusionalis.
10.  Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat disimpulkan kelebihan dan kelemahan linguistik struktural Bloomfield dibandingkan aliran-aliran linguistik lainnya, yaitu:
Kelebihan Linguistik Struktural:
1.      Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis.
2.      Aliran ini sudah mengelompokkan kategori gramatikal, verbal dan pronomina kata ganti.
3.      Terjadinya hubungan yang baik antar sesama linguis.
4.      Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan.
5.      Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
6.      Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam.
7.      Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kekurangan Linguistik Struktural:
1.      Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.
2.      Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman, suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum. Dengan demikian tata bahasa semua bahasa dianggap sama.
3.      Bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis dipisahkan secara tegas dan tidak berhubungan.
4.      Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dang sangat menjemukan.
5.      Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.
6.      Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin.




Kelebihan dan Kekurangan Linguistik Struktural dibandingkan Aliran Sebelum dan Sesudahnya
Aliran Tradisional
Aliran Struktural
Aliran Transformasi
Bertolak dari Pola Pikir secara Filosofis
Berlandaskan pada Paham Behaviouristik
Berdasarkan Paham Mentalistik
Tidak Membedakan Bahasa dan Tulisan
Bahasa Berupa Ujaran
Bahasa Merupakan Innate
Senang Bermain dengan Definisi
Bahasa berupa Sistem Tanda
Bahasa Terdiri atas Lapis Dalam dan Lapis Permukaan
Pemakaian Bahasa Berkiblat pada Pola/Kaidah.
Bahasa merupakan Faktor Kebiasaan
Bahasa Terdiri atas Unsur Competent dan Performance
Level-level Gramatik Belum Ditata Secara Rapi.
Kegramatikalan berdasarkan keumuman
Analisis Bahasa Bertolak dari Kalimat
Tata Bahasa Didominasi oleh Jenis Kata (Part of Speech)
Level-level Gramatika ditegakkan secara rapi
Bahasa Bersifat Kreatif

Tekanan Analisis pada Bidang Morfologi
Membedakan Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi

C.     Penerapan Analisis Kalimat Aliran Strukturalisme Bloomfield
Pada aliran strukturalisme Bloomfield ada dua cara menganalisis kalimat yaitu dengan tata bentuk bahasa dan tata gramatikal bahasa. Penerapan analisis yang pertama adalah analisis berdasarkan tataan bentuk-bentuk bahasa.
I
1. Andris sering kali melupakan salat lima waktu.
Andris sering kali melupakan salat lima waktu.
S                      P                               O
            Jika urutan kalimat di atas dibalik atau dipasifkan, urutan kalimat menjadi Salat lima waktu sering kali dilupakan oleh Andris.
2. Ruang kelas ini sangat dingin.

Ruang kelas ini sangat dingin.
S                      P
            Kalimat nomor dua berpola SP. Jika kalimat tersebut dibalik menjadi PS, akan berbentuk Sangat dingin ruang kelas ini.
3. Mereka bilang Beti sangat cantik.
Mereka bilang Beti sangat cantik.
    S          P                  K
            Kalimat nomor tiga berpola SPK. Urutan kalimat tersebut bisa diubah menjadi KSP, yaitu Beti sangat cantik, mereka bilang.
4. Bapak tilem kula siram.
Bapak tilem, kula  siram.
    S        P        S        P
            Kalimat nomor empat adalah kalimat majemuk setara. Kalimat tersebut berpola SP SP. Bila ututannya dibalik menjadi Kula siram Bapak tilem.
5. Ari sedang minum kopi di kantin.
Ari sedang minum kopi di kantin.
S              P               Pel      K
Kalimat nomor lima berpola S P Pel K. Jika urutannya diubah menjadi Di kantin Ari sedang minum kopi.
Kelima kalimat yang dianalisis adalah kalimat berita. Kalimat-kalimat tersebut termasuk kalimat lengkap karena berpola SP. Semua disebut kalimat karena mengandung gagasan yang utuh dan berakhir dengan tanda baca.
II
Analisis kalimat menurut aliran Bloomfield yang kedua adalah analisis kalimat berdasarkan konstituen kalimat. Setiap kalimat memiliki konstituen yang membentuk konstruksi kalimat. Kelompok kata (frase) merupakan susunan kata-kata yang berfungsi dalam struktur kalimat dapat disebut konstituen (Burton-Roberts dalam Putrayasa, 2007: 20). Dengan demikian, satuan-satuan yang membentuk suatu konstruksi disebut konstituen konstruksi tersebut.
1
Andris sering kali melupakan salat lima waktu
Andris
sering kali melupakan
salat lima waktu

Sering
Kali
melupakan
Salat
lima
waktu







           
Kalimat nomor satu terdiri dari delapan morfem. Morfem-morfem tersebut terdiri dari tujuh morfem bebas dan satu morfem terikat. Morfem-morfem bebas kalimat nomor satu adalah Andris, sering, kali, lupa, salat, lima, waktu. Morfem terikat adalah me-kan yang melekat pada kata lupa.
2
Ruang kelas ini sangat dingin
Ruang kelas ini
sangat dingin
Ruang
Kelas
Ini
sangat
dingin





           
Kalimat nomor dua terdiri dari lima morfem. Semuanya adalah morfem bebas, yaitu ruang, kelas, ini, sangat, dingin.
3
Mereka bilang Beti sangat cantik
Mereka bilang
Beti sangat cantik
Mereka
Bilang
Beti
sangat
cantik





            Kalimat nomor tiga terdiri dari lima morfem bebas. Morfem-morfem bebas tersebut adalah mereka, bilang, Beti, sangat, cantik.
4
Bapak tilem, kula siram
Bapak tilem
kula siram
Bapak
Tilem
kula
Siram




            Kalimat nomor empat adalah kalimat majemuk setara. Kalimat tersebut terdiri dari empat morfem bebas. Merfem-morfem bebas kalimat nomor empat adalah bapak, tilem, kula, siram.
5
Ari sedang minum kopi di kantin
Ari
sedang minum kopi
di kantin

sedang
Minum
Kopi
di
Kantin







Kalimat nomor lima adalah kalimat berita yang terdiri dari enam morfem bebas. Morfem-morfem tersebut adalah Ari, sedang, minum, kopi, di-, kantin.
III
            Analisis kalimat yang kedua adalah analisis berdasarkan kategori sintaksis. Dalam ilmu bahasa, kata dikelompokkan berdasarkan bentuk serta perilakunya. Kata yang mempunyai bentuk serta perilaku yang sama atau mirip dimasukkan ke dalam satu kelompok. Di sisi lain, kata kata yang bentuk dan perilakunya sama atau mirip dengan sesamanya, tetapi berbeda dengan kelompok pertama dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dengan kata lain, kata dapat dibedakan berdasarkan kelas kata (Alwi, et. al, 2003: 35-36). Dengan demikian, analisis kalimat berdasarkan kategori merupakan penentuan kelas kata yang menjadi unsur-unsur kalimat tersebut. Bahasa Indonesia memiliki lima kategori sintaksis utama: (1) frasa verba, (2) frasa nomina, (3) frasa adjektiva, (4) frasa adverbia, dan (5) frasa preposisional (Alwi, et. al, 2003: 36). Ada satu frasa yang menyatakan kuantitas yaitu frasa numeral.
1.      Andris sering kali melupakan shalat lima waktu.
    FN               FV                               FNum 
2.      Ruang kelas ini sangat dingin.
FN                   FAdj

3.      Mereka bilang Beti sangat cantik.
    FN       FV               Fadv
Beti sangat cantik
FN       FAdj
4.      Bapak tilem, kula  siram.
    FN    FV     FN     FV

5.      Ari sedang minum kopi di kantin
FN       FV                FN     Fadv

D.     Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aliran linguistik struktural Bloomfield telah berhasil memantapkan suatu sikap ilmiah terhadap ilmu bahasa seperti yang dicita-citakannya sejak awal mula Bloomfield dan kawan-kawannya berkecimpung dalam bidang ilmu yang ditekuninya, yaitu menolak telaah diakronik, dan memilih menggunakan telaah sinkronik. Keasyikan dengan fakta-fakta di dalam setiap penelitian yang dilakukan Bloomfield dan kawan-kawannya telah menjadikan mereka ilmuan sejati sejajar dengan ilmuan-ilmuan besar pada bidang di luar ilmu bahasa. Pada perkembangan linguistik sesudahnya, telah berkembang pula pemerian-pemerian bahasa dengan lebih pesat. Pada makalah ini hasil analisis aliran strukturalisme Bloomfield menggunakan dua cara menganalisis kalimat yaitu dengan tata bentuk bahasa dan tata gramatikal bahasa (berdasarkan urutan dan sintaksis). Ditemukan pula kelebihan dan kelemahan dalam linguistik struktural Bloomfield dibandingkan dengan aliran linguistik lainnya, yaitu:
Keunggulan Aliran Struktural
1.      Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis.
2.      Aliran ini sudah mengelompokkan kategori gramatikal, verbal dan pronomina kata ganti.
3.      Terjadinya hubungan yang baik antar sesama linguis.
4.      Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan.
5.      Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
6.      Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam.
7.      Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kelemahan Aliran Struktural
1.      Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.
2.      Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman, suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum.
3.      Bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis dipisahkan secara tegas dan tidak berhubungan.
4.      Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dang sangat menjemukan.
5.      Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.
6.      Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin.

Saran
Dengan adanya pengajian tentang linguistik struktural Bloomfield ini, diharapkan dosen dan mahasiswa dapat memahami sejarah aliran dan mengetahui pula kelebihan dan kelemahan aliran ini dibandingkan dengan aliran yang lain. Setelah dilakukan pendeskripsian ini, disarankan:
1.      Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menganalisis aliran linguistik, khususnya aliran linguistik struktural Bloomfield.
2.      Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi serta memperdalam pengetahuan dalam membahas aliran linguistik khususnya aliran linguistik struktural Bloomfield.

Daftar Rujukan
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa Bandung.
Alwi, Hasan, et. al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Bloomfield, Leonard. 1995. Language Bahasa. Terjemahan Sutikno. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: PT Refika Aditama.
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.